Selasa, 19 Februari 2013

Dear Allison

Aku tengah asyik menulis di teras kamar ketika tiba-tiba kurasakan angin dingin berhembus di tengkukku. Cuaca sore ini memang mendung, namun entah kenapa, rasanya angin yang barusan berhembus berbeda.

Aku teringat padamu Al, teringat apa yang kau pernah katakan dulu.

"Kita akan tetap terus berkomunikasi, walaupun jarak dan waktu memisahkan kita. Akan ku kirimkan pesan melalui udara, melalui angin, kau akan tetap bisa mendengarku, merasakan kehadiranku."

Al... Kau kah itu yang barusan mengirimkan pesan kepadaku? Mencium tengkukku seperti yang biasa kau lakukan dulu. Mengejutkanku dengan mencium tengkukku dari belakang ketika aku tengah asyik menulis.

Al... Aku senang kau masih mau menyapaku, aku senang kau masih memperhatikanku. Menjagaku. Aku baik-baik saja Al. You were right, Ryan is such a nice person. He's taking care of me very well. Membantuku keluar dari kesedihan karena kehilanganmu. Dan membuatku merasakan lagi arti dicintai dan mencintai.

Ku hela napas panjang. Ku dengar suara langkah kaki mendekat dari belakang.

"Stu? Kau tidak apa-apa? Dari tadi aku panggil kau tidak menyahut." Kata Ryan sambil memegang bahulu.

"Al barusan menyapa." Kataku tersenyum melihat kearah Ryan.

Ryan duduk di sampingku, mengenggam tanganku dan kemudian berkata.

"Nanti malam kita berdoa untuk Al."

Al... Terima kasih untuk semuanya, sekarang kau bisa beristirahat dengan tenang.

NOTE:
Sequel dari cerita Happy Christmas Stu

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger