Rabu, 15 Mei 2013

Ketika

- 5 comments

Aku berbaring di sampingmu
Memandang wajahmu
Yang tengah tertidur

Kuraih tanganmu
Kugenggam erat
Senyum tersimpul di wajahmu
Ketika ku bisikkan

Aku menyayangimu

[Continue reading...]

Mengubah Si Pasif Menjadi Aktif

- 0 comments

Secara umum ada dua tipe dalam sebuah sexual intercouse (hubungan intim) yaitu tipe pasif dan tipe aktif. Jika kita mempunyai pasangan yang bertipe pasif terkadang muncul keinginan agar sesekali pasangan anda bersikap aktif ketika berhubungan intim, tulisan anda ini bisa menjadi referensi bagi anda.

Komunikasikan keinginan anda
Tidak semua orang bisa membaca pikiran orang lain, jadi ungkapkan dengan jelas apa yang anda inginkan dari pasangan anda. Hal ini bisa anda lakukan sebelum atau sesudah berhubungan intim.

Be Playful With His Body
Dengan berjalannya waktu saya bisa memahami titik-titik sensitif yang ada pada pasangan saya, bagian mana yang dia sukai dan bagian mana yang tidak. Sebagai contoh he's ticklish in some part of his body dan suka cemberut kalau saya sentuh bagian tersebut. Namun saya suka sengaja menggelitik, mencium bahkan terkadang menggigit bagian, dan ternyata hasilnya sesuai dengan harapan saya. Satu hal yang harus di pahami kalau mau melakukan hal ini perhatikan situasi dan kondisi. Rangsangan yang tepat akan menghasilkan reaksi yang diinginkan.

Rayuan dan Gombalan
Selama masa pedekate dan saat menembak (duh bahasanya) saya jarang bahkan tidak pernah menggombal kepada (dulu calon) pasangan saya, tapi begitu jadian saya tidak segan untuk merayu dan menggombali pasangan saya, terutama saat kami bertemu.
Pernah suatu saat ksaat menggombali dia ketika kami selesai berhubungan intim dia "protes"
"Ih gombal.. Apaan sih a' udah jadian juga masih nge gombal."
Dan saya jawab.
"Justru itu, gombalanku hanya untuk pasanganku."
Guess what happen next?
Dia menerkam saya dan kami pun bergumul untuk kedua kalinya malam itu.

[Continue reading...]

Sabtu, 11 Mei 2013

Pernah Straight

- 0 comments

Di suatu sore yang cerah aku ngumpul bareng teman-teman (well... lebih tepatnya diajak teman ngumpul bareng teman-temannya) jajan-jajan cantik (mereka sik yang makannya ala-ala aristrokat, klo aku mah mau makan dimana juga bakal belepotan kemana-mana :p).

Seperti biasa tak nikmat rasanya makan tanpa ngobrol. Aku gak terlalu perhatian ke obrolan gegara fokus menggeruk degan. Oh iya sebagian besar dari kami straight dan hanya beberapa yang gay.

Tengah asyik-asyiknya berkutat dengan degan degan (yang duduk di depanku mukanya udah asem aja gegara kecipratan padahal udah jauh-jauh duduknya) Tetiba yang duduk di sebelah bilang.

"Gue pernah straight koq."

"Sungguh? Kapan?" Tanyaku sambil memasukkan segayung degan dan air kelapa ke mulut.

"Jaman gue SMA." Kata si temen dengan kalem.

BWUAHAHAHA... Saking gak bisa nahannya aku sampe ngakak kenceng dan nyembur kemana-mana.

"Itu mah kagak diitung!"

Si temen cuman nyengir kecut.

[Continue reading...]

Aku, Kita dan Mereka (Bagian 2)

- 0 comments

Pertama kali aku bertemu Allison 3 tahun yang lalu sewaktu dia jadi mahasiswa magang di kantor dan aku sebagai pembimbing dia. Secara fisik, kesan pertama yang aku tangkap dari seorang Allison, dia orang yang biasa saja, just a guy next door.

Tapi yang langsung menarik perhatianku adalah semangat dan antusiasme dia dslam segala hal. Segala tugas yang dibebankan kepadanya dianggap sebagai tantangan dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dan rupanya kedua hal tersebut merupakan sifat dasar dari Allison, bukan hanya di awal saja dia memperlihatkan antusiasme dan semangat dalam pekerjaan, bahkan sampai sekarang kedua jhal tersebut selalu dia tunjukkan dalam setiap hal yang dia kerjakan.

Sebagai seorang pembimbing interaksi intens yang terjadi membuat kami menjadi dekat, Allison seorang pembelajar, tak segan dia bertanya tentang hal yang dia tidak pahami. Sesuatu yang membuat ketertarikanku kepadanya semakin bertambah.

Hubungan kami tetap terjalin baik walaupun Allison sudah tidak lagi magang di kantor, karena kami memutuskan untuk jadian. Kurang lebih setahun kami bersama, sampai akhirnya Allison lulus kuliah. Rencana Awal Allison akan tetap tinggal disini mencari pekerjaan di sini. Namun apa daya beberapa minggu setelah lulus kuliah papa Allison meninggal dunia dan Allison tidak diperbolehkan kembali ke Jawa karena harus menemani mamanya dan mengurus usaha keluarga.

Beberapa lama kami menjalani LDR, sampai akhirnya setelah obrolan panjang kami berdua memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Walaupun kami bukan lagi pasangan tapi komunikasi kami tetap berjalan baik. More like adik - kakak hubungan kami sekarang. Kami terbuka dalam segala hal, ketika kami bertemu dengan seseorang, tak canggung untuk saling bercerita. Termasuk juga ketika aku jadian dengan Elensar, pun aku ceritakan kepada Elensar. Dan yang terakhir tentang rencana pernikahannya yang menurutku cukup mendadak.

[Continue reading...]

Sabtu, 04 Mei 2013

Aku, Kita, dan Mereka (Bagian 1)

- 0 comments

Hufth... Ku hempaskan tubuhku ke kursi. Akhirnya kelar juga kerjaan hari ini. Meeting dengan beberapa klien dan setumpuk berkas-berkas yang harus aku selesaikan telah menguras tenaga habis-habisan.

"Pak Min, tolong buatkan saya secangkir kopi susu yak." Kataku kepada pak Min, OB kantor yang tengah melintas di dekat meja kerjaku.

"Jangan manis-manis." kataku menambahkan.

"Oke bos..." Sahut pak Min dari kejauhan.

Sore ini cuaca kota Solo cerah ceria, ku lihat dari jendela kantor matahari yang mulai redup terlihat jelas di sebelah barat sementara lalu lintas di depan kantor mulai ramai dengan orang-orang yang tengah pulang kantor.

Ah... Suka mellow deh klo ngeliat matahari tenggelam. Tengah asyik menikmati matahari tenggelam tiba-tiba ponselku berdering, sebuah panggilan masuk dari Allison.

"Hai Al, apa kabar?" katanya membuka pembicaraan.

"Kabar baik kak, kakak gimana? Masih sibukkah ?" Katanya dengan suara ceria.

"Alhamdulillah sehat, ini lagi istirahat."

Kulihat pak Min meletakkan kopi pesananku diatas meja.

"Makasih pak Min."

"Oke..." jawab pak Min sambil menirukan gerakan sebuah iklan.

Kembali ke telepon.

"Kakak, aku ada kabar untuk kakak." kata Allison.

"Oh ya? Kabar apakah?" Tanyaku sambil menyeruput kopi buatan pak Min.

"Bulan depan aku menikah." Kata Allison.

"Wow... Selamat Al, I'm happy for you." Kataku dengan semangat.

"Dan... Aku harap kakak bersedia hadir di upacara pernikahanku." Kata Allison menambahkan.

Terdiam sejenak. Bulan depan... Aku masih punya banyak cuti tahunan dan sampai saat ini aku juga belum ada rencana untuk bulan depan.

"Gimana kak?" tanya Allison.

"Insya Allah ya Al, kakak belum ada rencana untuk bulan depan, jadi kemungkinan besar kakak bisa datang. Tapi kakak juga harus bilang dulu ke Elensar." Kataku menjelaskan.

"Iya deh... Kakak suami yang sayang isteri, atau takut istri?" Kata Allison dengan nada menggoda disertai dengan ketawa ngikik.

"Tabok ya..." Kataku dengan gemes.

"Becanda kak... Becanda..." Kata Allison dengan sisa-sisa tawa.

"Oh iya Kak, Al udah nyedian tiket pesawat pp untuk kakak..."

"Nggak perlu Al..." kataku menyela.

"Nggak papa koq Kak, aku yang meminta kakak untuk datang kesini yang jauh ini, jadi udah sewajarnya tho?" kata Allison.

Aku cuman terdiam sambil garuk-garuk kepala tak tahu harus berkata apa.

"Yaudah deh..." Kataku akhirnya.

"Al minta di kado apa?" kataku menambahkan.

"Kado mobil ya kak, BMW atau Mercy gitu."

"Jyah... Mana mampu kakak beli mobil itu." kataku.

"Hihihi... Becanda kakak... Kakak udah mau kesini aja udah menjadi kado yang berharga buat Al." Kata Allison dengan riang.

Kembali aku hanya bisa terdiam.

"Hehehe... Yaudah deh, ntar kakak kabarin yak."

"Yaudah kak, gitu dulu yak, have a great day. Salam buat Elensar." kata Allison.

"Have a great day to you too, selamat sekali lagi." Kataku.

Allison menutup telepon.

Another hufth, dapat kabar dari Allison. Beberapa waktu lalu Allison memang pernah cerita kalau lagi dengan dengan seorang wanita yang dijodohkan oleh keluarganya, tapi dia tidak cerita perkembangannya dan aku juga tidak bertanya karena aku menganggap tidak sopan kepo kehidupan orang lain, walaupun dia mantanku sendiri.

Ya, Allison adalah mantan pacarku yang sebentar lagi akan menikah.

[Continue reading...]
 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger