Rabu, 31 Oktober 2012

(Bukan) Janji Joni

- 0 comments

"Jon... dipanggil Mr. Dannie tuh, disuruh menghadap ke kantornya." Kata Stuart kepada Joni yang tengah ngobrol dengan teman-temannya di ruang kelas.

"Ok...." Kata Joni dengan riang, setelah mengambil bungkusan plastik dari laci mejanya Joni segera bergegas kantor Mr. Dannie.

Joni adalah seorang anak berusia 11 tahun, saat ini tengah duduk di kelas 7 sebuah SMP, sedangkan Mr. Dannie adalah kepala sekolah merangkap guru bahasa Inggris, pelajaran favorit Joni.

"Good morning Mr. Dannie..." Kata Joni dengan riang sambil mengetuk pintu kantor Mr. Dannie.

"Good morning Joni, please have a sit." Kata Mr. Dannie.

Dalam keseharian ngobrol dengan siswa Mr. Danie membiasakan diri banyak menggunakan bahasa Inggris, agar anak-anak cepat memahami pelajaran tersebut.

"Mr. Danie tengah memeriksa tugas yang Mr. Danie berikan kepada kalian dan menemukan sesuatu yang menarik di buku tugas kamu."

Mr. Danie membuka buku tugas Joni dan meletakkannya di hadapan Joni.

"Could you tell me what it is Joni?" Kata Mr. Danie sambil menunjuk lembaran di buku tugas tersebut.

"Well yes sir, but before that may I give you something?" jawab Joni.

"Sure, why not?" kata Mr. Danie.

Joni meletakkan tas plastik yang dia bawa di depan Mr. Danie, di dalamnya terdapat box karton berwarna cerah.

"Well... Mr. Danie megajarkan kepada kami agar mengekspresikan perasaan kami dengan bebas. Dan... Itu yang tengah saya lakukan." Kata Joni sambil menunjuk tulisan diatas buku tersebut.

Pada lembaran tersebut. Tertulis dengan huruf besar "Joni Love Mr. Danie" dengan gambar hati berwarna merah.

Mr. Danie tersenyum dengan bijak dan kemudian berkata, "Do you know what love is Joni?"

"Uhmm... I don't know... I just saw it on TV, ada orang yang suka dengan orang lain dan dia menuliskan kata-kata tersebut diatas kertas dan memberikan hadiah kepadanya." kata Joni dengan polos.

"Hahaha..." Mr. Danie tertawa dengan lepas.

"Joni.... Kamu masih terlalu muda, masih banyak hal yang harus dan akan kau pelajari. Berbagai macam perasaan dan emosi akan kau rasakan dan kau pahami. Dan setelah kau memahami itu semua barulah kau bisa menyatakan perasaan kamu kepada orang lain."

Joni hanya terdiam mencoba memahami apa yang disampaikan oleh Mr. Danie.

Pandangan Mr. Danie beralih ke bungkusan yang tadi Joni letakkan diatas meja.

"I believe it is chocolate isn't?" tanya Mr. Danie.

Joni hanya mengangguk sambil tersenyum malu.

"Well... Mr. Danie tidak mungkin bisa meghabiskan coklat ini sendirian. Mr. Danie tahu kalau Joni suka mak coklat. Maukah Joni membantu Mr. Danie menghabiskan coklat ini?"

Joni pun mengangguk. Dan mereka pun menghabiskan coklat bersama-sama.

<i>Terinspirasi obrolan dengan H dan Y with their crush to their teacher</i>

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Kangen (Untuk Lelaki Pemalu)

- 0 comments

Kangen
Satu kata sederhana
Yang hanya terdiri dari 6 huruf
Dan 2 suku kata

Kangen
Kata itu yang selama ini ingin ku dengar darimu
Namun tak kunjung juga terjadi

Kangen
Kata itu akhirnya terucap darimu

But I'm wondering
Apakah arti kata itu untukmu?
Samakah dengan yang ada di pikiranku?

Lelaki Pemalu
Maukah kau menjelaskannya padaku?

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Selasa, 30 Oktober 2012

Kereta Malam

- 0 comments

"Om... Om..."

Sayup-sayup gue denger suara dan baju gue terasa ditarik-tarik seseorang. Gue buka mata dan hal pertama yang terlintas, aku dimana? Sekarang jam berapa? Dan kemudian tersadar, gue tengah berada di kereta ekonomi jurusan Jakarta Solo. Kulirik jam tangan, masih jam 3 pagi.

"Om... Om..." Sekali lagi ku dengar suara itu dan badanku kembali diguncang-guncang. Ku tengok sebelah dan kulihat seorang remaja dengan berbagai macam barang dagangan.

"Ada apa?" Kataku agak malas.

"Om ma sarapan?" Katanya sambil tersenyum lebar.

SHIT! Gue mengumpat dalam hati, pengen rasanya gue mencaci maki anak kurang ajar tersebut. Namun ketika gue ngelihat lagi wajahnya yang tersenyum, gerak-geriknya yang kekanak-kanakan, entah kenapa perasaan marah itu perlahan luluh dengan sendirinya.

"Hmm... Lu punya apaan?" Tanyaku dengan agak malas, sisa kantuk yang belum ilang.

"Ada macam-macam nasi kotak, masih hangat, barusan matang dimasakin mamah." Katanya dengan riang.

"Nasi ayamnya ada?"

"Ada om..." Katanya tetap dengan senyum tak lepas dari wajah sambil mengulurkan nasi kotak.

"Berapaan?"

"25 ribu om" katanya tetap dengan senyum.

Damn... Ni anak bintang iklan pasta gigi apa yak? Gue perhatikan dengan lebih teliti, cakep juga, kulitnya coklat tua dan matanya agak sipit. Eksotis...

"Gue ambil satu." Transaksipun berlangsung duit di tangan ditukar dengan nasi kotak, dan ketika dia hendak pergi.

"Temenin gue makan, gue paling males makan sendirian." Gue bilang sambil menggeser tas di atas kursi, dia pun duduk di samping gue. Sambil makan, gue interogasi dia.

"Nama lu siapa?"

"Yudi om..."

"Umur lu?"

"Delapan belas..."

"Hah? Serius lu 18 tahun? Tampang kayak masih 15 gitu."

"Hehehe... Apa perlu saya liatin KTP saya om?"

"Kagak usah... Gue percaya."

Selagi kita ngobrol orang yang duduk di kursi depan beranjak pergi. Orang yang baru gue sadari kehadirannya sedari tadi. Setelah orang tersebut pergi, si Yudi berkata.

"Om... Om..." katanya sambil menarik lengan bajuku.

"Apaan?" bawel juga nih anak, gak tau apa gue lagi nikmatikan masakan mamahnya yang enak ini.

"Uhmm... Sebenarnya saya tadi bangunin om, karena saya liat orang tadi berusaha membuka tas om..."

"Hah? Serius lu?"

"Iya om..."

"Trus kenapa lu bantuin gue?"

"Habis om cakep, saya naksir..." kata si Yudi dengan wajah merona merah.

Hampir aja gue keselek tulang ayam, gue ambil air mineral botol dagangan Yudi, trus gue tegak begitu saja

"Om ngingetin saya sama seseorang yang pertama bagi saya, setahun yang lalu..." katanya lagi.

Yudi... Setahun yang lalu? Gue mencoba mengingat-ingat. Yudi... Gue pandangin wajah dia dengan lebih seksama, tampaknya familiar, sedikit berbeda dengan seseorang yang ada di ingatan gue, sedikit lebih gelap kulitny serta lebih gempal, tapi nama Yudi?

"Namaku Yudianto om, biasa juga dipanggil Anto."

Anto... Setahun yg lalu... Ah... Tentu saja aku ingat, kebersamaan gue bersama seorang berondong bernama Anto, ketika gue menungjungi sebuah kota kecil di pesisir Jawa Tengah.

Yudi (atau Anto) ngeliat perubahan ekspresi gue dan kemudian berkata.

"Aku senang bisa ketemu om lagi, aku juga senang om masih ingat sama aku."

Terlihat matanya berkaca-kaca sewaktu berkata seperti itu, sementar gue masih terdiam kaget tidak percaya.

Dan kemudian kereta berhenti di sebuah stasin kecil.

"Aku turun disini om, ntar dicariin mamah."

Yudi kemudian berdiri, dan sebelum dia pergi dia mendekatkan wajahnya dan berkata.

"Aku senang bisa bertemu om lagi, aku harap masih bisa bertemu dengan om dilain kesempatan."

Dan kemudian dia mencium bibir gue, perlahan.

"Om tau dimana bisa ketemu dengan aku, aku akan selalu menunggu om. Aku milik om."

Gue cuman terdiam, ngeliat dia yang pergi menjauh dan turun dari kereta. Gue juga masih terdiam ngeliat dia melambaikan tangannya kearah gue, sementara kereta perlahan kembali melaju.

Untuk C yang telah menginspirasi cerita ini V^O^V

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Senin, 29 Oktober 2012

Jatah Papi

- 0 comments

Di suatu malam yang cerah (well gak terlalu malam juga sik, kira-kira sejam yang lalu lah) Findarato tengah mengobrak-abrik kulkas mencari snack malam ketika papinya dateng.

"Fin bukannya kamu tadi bikin daging goreng yah?" tanya si papi

"Hehehe... Iya pap, udah abis." Jawab si Fin sambil garuk-garuk kepala.

"Trus jatah papi mana?" tanya si papi lagi.

"Eh? Papi mau juga?" jawab si Fin agak kaget.

"Ngana peker? Papi tany buat apaan? Inspeksi kesehatan?" kata si papi agak mencak-mencak.

"Hehehe... Maaf pap... Aku bikinin bentar yak." kata si Fin sambil ngacir ke dapur.

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Sabtu, 27 Oktober 2012

Kau dan Doaku

- 0 comments

Bukan pertama kalinya aku dekat dengan seseorang
Bukan pertama kalinya pula aku jatuh cinta pada seseorang
Tapi hanya kamu, hanya kamu yang ada di doaku.

Kamu tertawa, ketika aku bilang setiap hari aku berdoa
Agar kita diperbolehkan untuk menjalani hidup
Sebagai sepasang kekasih

Dan kau berkata,
"Bukankah itu tidak boleh?"
Aku jawab
"Well... Kita diperbolehkan untuk.meminta apa saja. Semakin hari, kita semakin dekat kan?"
Sekali lagi kau tertawa
Oh, how I wish to see you laugh

Bagiku mencintaimu bukanlah sebuah dosa
Namun sebuah berkah
Oleh karena itu aku selalu berdoa
Agar Tuhan selalu memberikN berkah itu kepadaku.

Untuk Lelaki Pemalu

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Let's Talk About Blog

- 0 comments

Berhubung (Katanya) hari ini Hari Blogger Indonesia, jadi kepengen ngomongin soal blog ini (lagi) sekaligus menjawab/ membahas (jyah bahasanya) beberapa komentar temen2.

Yang sekarang aku coba sampaikan melalui tulisanku disini adalah emotional feeling, bukan cerita detail dari sebuah kejadian nyata. Cerita-cerita disini kebanyakan terinspirasi oleh kejadian nyata. Tapi antara yang tertulis dan kejadian nyata bisa jauh berbeda.

Saya membiarkan imajinasi saya mengembara kemana-mana tanpa saya beri batasan. Saya bisa menggabungkan dua kejadian/emoai atau lebih menjadi sebuah cerita. Kejadian nyata bisa dibikin setting masa sekarang dan begitu juga sebaliknya.

Aku akan merasa senang bukan ketika pembaca blog sejalan dengan pemikiranku, tapi ketika pembaca mengintepretasikan tulisanku sesuai dengan apa yang mereka rasakan/inginkan. Jadi ketika membaca tulisan disini free your mind, jangan dulu terbebani pemikiran maksud dari si penulis apaan sik?

Tulisan-tulisan disini (kebanyakan) merupakan campuran antara fiksi dan realita. So... Jangan berpikir terlalu berat, just read and enjoy. Hopefully ada hikmah yang bisa dipetik dari tulisan saya (tsaaaah bahasanya)

Kemarin ketika tengah ngobrol di WA seorang teman meminta dia untuk mengajari saya tentang menulis. Wedew... Padahal klo saya buka blog dia, saya bisa terpingkal-pingkal gegara membaca tulisan dia yang kocak (nggak usah sebut nama yak, you know who you are lah, wkkk...)

Well... Kalau menurut saya, sering-sering menulis, jangan takut, ragu ntar tulisannya jelek, pilihan kata tidak pas, kalimat yang wagu, dll. Just write what you want to write, semakin sering kita menulis semakin kita belajar dan semakin bagus tulisan kita.

Ide tulisan? Bisa datang dari mana saja, jangan ngerasa "ah ntar ada yg suka/ mau baca tulisanku nggak ya?" duluan sebelum menulis. Just write apapun yang ingin kamu tulis. Perasaan senang, sedih, galau, kecewa, dll.

Saya sendiri pernah beberapa kali menulis tema galau, sedih dan kecewa, dengan cara saya sendiri. Emosi dari tulisan tersebut adalah emosi saya, tapi cerita dalam tulisan itu bukanlah saya.

Believe in what you do, and see what will involved. Kata-kata dari penyanyi favorit saya yang saya suka (well... Satu dari sekian banyak kutipan dari dia yang saya suka).

Well... For thosw who like/love to blog happy Hari Blogger Indonesia, and for those who love reading a blog buruan bikin gih... It's fun loh... :-D

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Obrolan Sepasang Kekasih II

- 0 comments

Findarato dan Elensar keluar dari stasiun keret bersama-sama, kalau biasanya mereka berangkulan, kali ini mereka jalan agak jauhan. Di dalam taksi pun mereka duduk saling berjauhan. Elensar iba dan sedih ngeliat Findarato yang duduk terpekur.

"Mas marah ya sama El?"

"Enggak koq El, mas nggak marah koq sama El."

"Mas... Sebenarnya... Aku mau koq mas peluk..."

"Oh ya???" langsung bersemangat dan beringsut mendekat.

"Iya... Tapi mas mandi dulu yak?"

Findarato cuman mengangguk dengan muka berseri-seri.

"Mandinya di 7 mata air ya mas, minimal..."

#ndlongop

Published with Blogger-droid v2.0.9
[Continue reading...]

Jumat, 26 Oktober 2012

Percakapan Sepasang Kekasih

- 0 comments

Findarato dan Elensar sepasang kekasih pejuang LDR akhirnya berjumpa setelah 2 minggu terpisah dalam suasana Idul Adha. Bak adegan dalam film, mereka bertemu di stasiun kereta. Begitu melihat Elensar melambaikan tangan, Findarato bergegas menghambur hendak memeluk, belum sampai memeluk tiba-tiba Elensar berkata,

"Mas Fin jaga jarak ya?"

"Kenapa sayang? Mas kangen... Pengen meluk. El gak kangen sama aku?"

"Uhmm... Kangen sih mas.... Banget"

"Terus kenapa El gak mau aku peluk?"

"Uhmm.... Badan mas bau kambing, aku gak suka..."

#NangisKejer

[Continue reading...]

Kamis, 25 Oktober 2012

Kambing

- 0 comments

Pukul 4 sore nan cerah tanggal 9 Dzulhijah 1433 Hijriah, si papi bersabda

"Fin masak gih buat berbuka ntar."

"Oke deh Papi..."

Ngesot kearah kulkas, ngiliat isinya sayur semua.

"Kita buka pake tumis kangkung ya Pi?"

"Iya... Eh gorengin telur dong, dibikin dadar pake isian apaan gitu yah."

"Oke deh pap... Sekalian goreng tempe buat camilan yes?"

"Serah kamu dah..."

"Apalagi Pi?"

"Udah itu aja, ntar gak habis."

Ke dapur, mulai sibuk mengolah semunya. Jam 17.30 kelar semuanya, siap2 buat berbuka.

Pukul 17.40 adzan maghrib berkumandang, dimulailah ritual berbuka puasa. Tengah asyik menikmati es klamut (alias kelapa muda) si Papi yabg tengah makan tumis kangkung marah2

"Dasar... Kamu pikir papi kambing apa?"

"Lah... Emang kenapa Pap?"

"Noh liat sendiri...." Sambil nyodorin piring isi tumis kangkung.

Selidik punya selidik berhubung tadi masaknya terakhir dan bagian dalam masih mentah.

"Ya maaf pi..." Pasang tampang bersalah.

Si papi cuman manyun.

[Continue reading...]

Minggu, 21 Oktober 2012

Picnic In The Sunset

- 0 comments

Minggu ini mendadak banget liat sunset. Ada beberapa spot bagus untuk menikmati sunset di Solo. Setelah menimbang-nimbang akhirnya saya putuskan ke waduk Cengklik yang tidak terlalu jauh letaknya.

Dari rumah berangkat pukul 15.30an, mendung udah mengantung tebel di langit tapi emang sifat dasarnya Aries yang keras kepala, cuek aja dan terus jalan. Dan benar saja, sekitar 1 km dari rumah hujan mulai turun. Saya belokkan motor ke parkiran mini market. Modusnya sih nyari bekal, padahal ya berteduh, xixixi...

Saya keluar dari mini market gerimis masih turun. Dengan mengenakan jas hujan saya cuek menerobos gerimis. Di pertengahan jalan sampai tempat tujuan ternyata gerimis sudah berhenti, tinggal menyisakan jalanan yang basah.

Sampai di waduk Cengklik sekitar pukul 16.30an. Cukup banyak juga orang yangberkunjung di sana. Awalnya agak2 bingung juga masuknya lewat mana, setelah muter dikit dan agak2 ketipu jalan akhirnya bisa masuk juga.

Sebenarny gak ada yang terlalu istimewa dari waduk Cengklik, cuman klo menurut saya tempatnya itu masih cukup asri dan belum terjamah wahana2 modern (speed boat, dll). Dan berhubung musim hujan belum lama mulai, air di waduk tidak terlalu tinggi dan saya bisa pergi ke pulau di tengah waduk (yang di kiri kanannya banyak ditanami palawija dan sayuran oleh penduduk setempat.

Setelah muter-muter sejenak akhirnya nemu spot yng cukup nyaman dan sepi untuk menikmati tenggelamnya matahari sendirian. Agak lama juga nongkrong disana melihat dan menikmati suasana yang ada. Sekitar pukul 18.00 kurang dikit udah pulang karena udah maghrib dan matahari udah mulai gak keliatan.

Btw persiapan buat piknik sejak tadi pagi, bahkan sebenarnya saya sudah nyiapin keranjang piknik kecil buat lucu-lucuan, cuman gak jadi saya bawa karena belibet (dan juga males) :-P


[Continue reading...]

Kamis, 18 Oktober 2012

Stuart dan Allison (II)

- 0 comments
Our lives are entwined with each other and with everything in nature. Yet, although we are part of the cycle of life, we should remember that the earth can begin again - without us. Therefore…(Roma Ryan)

Allison benar (DAMN How I hate when he's right). Entah berapa lama, aku merasakan sebuah kehilangan, apa yang Allison sebut sebagai masa berkabung. Aku hidup, tapi aku tidak merasakan kehidupan. Bangun tidur, menjalani aktifitas sehari-hari, bekerja, semua aku lakukan dengan tanpa kesadaran penuh. Seakan-akan robot atau mesin yang bekerja secara otomatis. Sering kali aku tidak bisa tidur di malam hari dan kemudian menangis dalam diam.

"Stuart, kamu kenapa nak?" Tanya mama suatu pagi saat kami sarapan bersama.

"Tidak apa-apa ma, cuman kurang enak badan saja. Cuacanya kan lagi nggak enak begini" Jawabku sambil mencoba untuk tersenyum.

Ah mama... Aku tak mau berbohong kepada mama, tapi aku juga tidak mau menambah beban pikiran mama.

Mencoba untuk memfokuskan diri pada pekerjaan, ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Sering kali aku kena teguran oleh atasan. Belum lagi banyak pekerjaan yang terbengkalai.

Namun Tuhan selalu bermurah hati, ada teman satu devisiku yang selalu siap membantuku. Sering mengingatkan aku akan deadline, bahkan diam-diam membantu menyelesaikan tugas-tugasku. 

Namanya Ryan, awalnya aku tidak pernah terlalu menaruh perhatian padanya. Bagiku dia hanya seorang rekan kerja diantara sekian banyak rekan kerjaku yang lainnya. Namun akhir-akhir ini kami jadi sering ngobrol. Dia sering menyapaku, sekedar basa-basi ataupun membicarakan masalah kerjaan.
Dan suatu hari. 

"Stuart ntar makan siang dimana?" Kaget mendengar pertanyaannya yang mendadak tersebut.

"Mmm.... Nggak tau yah, blom kepikiran."

"Makan bareng yuk? Aku nemu tempat makan baru, katanya sih enak makanannya."

"Boleh..."

Well... Kenapa tidak? Jenuh juga kalau makan di kantin kantor. Kami berdua menuju tempat makan yang dimaksud Ryan. Tempatnya nyaman, ditata dengan gaya pedesaan yang asri. Sambil menunggu makanan yang kami pesan, kamipun ngobrol.

"Kamu jadi tambah pendiam akhir-akhir ini?" Tanya Ryan kepadaku.

"Hehehe... Iya nih, lagi banyak pikiran." Jawabku sambil tersenyum.

"Habis putus sama pacar ya....?" tanyanya dengan mimik menggoda.

"Ih mau tau aja..."

Awalnya pengen marah karena ngerasa dia terlalu kepo, tapi mau tak mau jadi tersenyum ngeliat tampangnya. 

"Nah gitu dong tersenyum, akhir2 ini aku liat kamu cemberut terus. Kinda miss your smile." Katanya sambil tersenyum jahil.

Tiba-tiba aku memperhatikan Ryan lebih detail, penampilannya yang walaupun rapi tetap saja keliatan cuek, wajahnya yang selalu dihiasi dengan senyuman. Dan aku teringat apa yang dikatakan Allison. Tuhan... Diakah orangnya?

Salju itu perlahan meleleh, musim semi telah tiba.
[Continue reading...]

Rabu, 17 Oktober 2012

Cerita Ketiga bagian V (Spring)

- 0 comments

Four tales from under the Cherry tree. Four tales, four seasons, four loves.  Each tale tells a different story, each season has its own time, each love ends in a different way. One by one the tales of love are told, and one by one the pages upon which they are written fall as the leaves fall. (Roma Ryan)

"Pagi Mas, maaf lama gak kontak2an, Ben lagi sibuk sama tugas akhir nih :("

Sebuah pesan singkat dari Ben di pagi itu. Kami memang jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi lagi. Beberapa kali aku sms maupun telepon untuk menanyakan kabar tidak pernah di balas oleh Ben.

"Oh... Gpp Ben, gimana tugas akhirnya udah nyampe mana?" SMS jawabanku.

"Doakan cepat kelar ya mas. Kantor udah mulai nanyain kapan lulus. Ben ngejar wisuda bulan Juni, terus pulang deh :D"

"Kalau ntar Ben pulang kampung ntar aku nggak ada temen lagi dong..."

"Jangan gitu lah mas... Pasti ada orang lain yang akan menemani mas."

Belum sempat aku balas sms tersebut, menyusul sebuah sms dari Ben yang masuk.

"Oh iya, Ben ada temen, orangnya baik, mas mau kenalan? Namanya Alabaster."

[Continue reading...]

Kamis, 11 Oktober 2012

Stuart dan Allison

- 2 comments
"Maaf Stu baru datang, ada banyak kerjaan di kantor."

"Gpp Al, santai saja, aku juga blom lama koq." Stuart tersenyum dan memandang sekeliling, sebuah coffeeshop franchise terkenal, tempat favorite mereka berdua.

" Eh, aku sambil makan yak, laper banget nih...."

"Kamu gak berubah ya? Tiap kali kita kesini pasti pesenan kamu sama." Kata Stuart sambil memandang sepotong cheese cake dan secangkir coffee latte di hadapan Allison.

"Hehehe... Yah... Begitulah..." Kata Allison sambil menyantap cheese cake kesukaannya.

"Al... Kalau saja mesin waktu Doraemon beneran ada..."

"Hei... Ngomong apaan kamu, koq tiba-tiba begitu?"

"Well... Jika saja beneran ada, aku pengen kembali ke masa tiga tahun lalu dan berhenti disana. Saat pertama kali kita bertemu, saat kau, meminangku... saat kita bersama... Sebelum aku melakukan kesalahan besar itu..."
[Continue reading...]

Dua Percakapan

- 0 comments
"Fin, kenapa kamu tidak pernah mengenalkan pacar kamu ke Bunda?"

"Hmm...."

"Bunda pengen tahu nak, pacar kamu seperti apa."

"Dia orang yang baik Bunda, tapi... Tidak sesuku dengan kita Bunda."

"Oh.... Tidak apa-apa lah nak, Bunda tidak mempermasalahkan hal itu."

"Dia... Juga tidak seiman dengan kita."

Bunda tampak terkejut,

"Kenapa nak? Bukankah banyak gadis lain yang seiman dengan kita yang bisa kau pilih?"

Hanya menunduk dan terdiam lama.

"Hmm... Baiklah... Bunda rasa itu bisa Bunda terima, walaupun dengan berat hati." Menghela napas panjang, sambil melihat dengan penuh kasih kepada putranya.

"Ada kesamaan diantara kami bunda..."

"Oh ya? Apa itu?"

"Dia... Seorang laki-laki, sama seperti aku Bunda."

"....."

~"~

"Fin, kapan kau kenalkan mama dengan pacar kamu?"

"Uhmm.... Yakin mama pengen tahu?"

"Iya lah nak, cerita dong ke mama."

"Dia orang yang rajin beribadah ma."

"Oh ya? Alhamdulillah, kau pintar cari pacar nak."

"Tapi dia bukan orang Jawa ma..."

"Ah... Itu bukan masalah nak. Yang penting ibadahnya."

"Dan dia seorang cowok ma, sama seperti aku..."

"...."


[Continue reading...]

Jumat, 05 Oktober 2012

Cerita Ketiga bagian IV (Autumn)

- 0 comments

Aku kenal Ben melalui sebuah situs pertemanan PLU, dan beberapa orang yang aku kenal disitu, dialah yang menurut aku paling  enak diajak ngobrol. Ben seorang mahasiswa tingkat akhir sebuah universitas negeri di kota S, yang tak begitu jauh dari kota tempat tingggalku.

Usia Ben sekitar 27 tahun. Ben bukan orang Jawa, namun berasal dari pulau seberang. Dia seorang PNS yang ditugaskan Pemkab tempat dia bekerja untuk kuliah di Jawa. Pertemanan kami sudah cukup akrab, dan jujur saja aku tertarik dengan Ben, namun setiap kali aku singgung tentang masalah jadian, dia selalu mengelak dengan halus.

Suatu hari,

"Rumah mas itu deket sama Borobudur nggak?"

"Lumayan deket sih Ben, ada apa?"

"Pengen deh main kesana, seumur-umur Ben blom pernah kesana."

"Main aja kesini Ben, kapan kamu ada waktu, nanti mas antar kesana."

Jum'at siang Ben sudah sampai di rumahku. Dan rupanya dia mudah akrab dengan Cahaya, anakku, mereka bisa bermain seperti layaknya teman lama. Hari Sabtu kami habiskan untuk jalan-jalan ke Borobudur bertiga. Sepanjang perjalanan dan selama di sana, Ben dan Cahaya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 

[Continue reading...]
 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger