Pages - Menu

Kamis, 27 Desember 2012

Happy Christmas Stu

"Nanti jemput saya ya pak." Kataku kepada pengemudi becak langgananku.

Ah Al... Tahukah kamu; aku masih melakukan kebiasaanmu yang merepotkan itu.

Aku pernah bertanya kepadamu; kenapa juga kita harus naik becak untuk ke gereja; sementara kita ada motor.

Sambil tersenyum berkata.

"Bukankah menyenangkan kalau kita menikmati udara pagi yang sejuk ini?"

"Tapi kan kalau naik motor juga bisa." Kataku tetap ngeyel

Dengan nada menggoda kau pun menjawab

"Aku ingin menikmati kebersamaan kita tanpa perlu memikirkan hal lainnya. Biarlah bapak becak yang mengkhawatirkan semuanya."

Dan aku pun tidak bisa menjawab.

Aku memasuki halaman gereja ini; sebuah gereja kecil dengan arsitektur tua yang terletak di pinggiran kota.

"Gereja yang indah; dan juga tenang; bikin kita khusuk beribadah."

Katamu ketika aku tanya alasan kamu memikih gereja ini.

Sebulan sudah sejak kepergianmu. Rasanya masih sulit untuk menerima kenyataan bahww kamu sudah tidak ada lagi.

Ku hembuskan napas perlahan. I won't cry; Al will hate to see me cry. Kataku pada diriku sendiri. Tetapi sulit rasanya untuk tidak menangis karena begitu banyak kenangan indah yang kami alami; sedih karena aku tidak berada di sini Al ketika dia pergi. Dan sedih lagi karena ini adalah Natal pertamaku tanpa Al.

Aku melangkahkan kaki memasuki gereja; ku sapa orang-orang yang aku kenal; seorang kakek yang masih energik di usia tuanya. Sepasang suami isteri dengan anaknya yang masih kecil.

Sengaja aku memilih tempat duduk di depan; aku ingin lebih khusuk dan tenang dalam beribadah; aku ingin lebih dekat dengan Tuhan dan juga Al.

Entah kenapa perasaanku tidak enak; sepertinya ada yang memperhatikan aku sejak dari awal aku memasuki halaman gereja. Ah sudahlah... Itu hanya perasaanku saja. Kataku pada diriku sendiri.

Selesai misa aku menunggu beberapa saat; agak-agak crowded juga kalau pas Natal. Aku keluar dari gereja; belum sampai di pintu gereja;

"Stuart..." Seseorang memanggilku dari belakang.

"Ya..." Jawabku sambil menoleh kebelakang. Seorang pemuda dengan pakaian rapi berdiri disana.  Belum pernah aku melihat dia di gereja ini sebelumnya. Did I know him?

Pemuda tersebut menghampiri aku. Dia tersenyum melihat wajahku yang penuh tanda tanya.

"Aku rasa kamu lupa yak. Aku Ryan temen SMA kamu."

Aku melihatnya dari atas sampai bawah. Ingatanku kembali ke masa 5 tahun yang lalu.

"Hehehe... Iya..." kataku sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Ryan adalah teman semasa aku SMA; well... he's my high school crush actually. Dia melanjutkan kuliah ke luar negeri dan kami tidak pernah berkomunikasi selepas kami lulus.

Kami kemudian keluar dari gereja bersama-sama sambil ngobrol sambil mengenang masa lalu.

"Oh iya; kamu naik apa? Kita pulang bareng yuk? Aku bawa mobil" Kata Ryan menawarkan.

"Aku udah ditunggu becak jemputan." Kataku.

"Udah gak papa bareng aku aja; kita kan udah lama gak ketemu." Kata Ryan lagi.

Aku menghampiri bapak becak yang tengah menunggu ku; memberi penjelasan dan memberikan tips karena sudah menungguku. Dan kemudian masuk ke mobilnya Ryan.

"Udah sarapan belum." Tanya Ryan yang aku jawab dengan gelengan.

"Kalau tidak salah di dekat sini ada warung soto enak; kita kesana aja gimana?"

"Uhmm... Boleh..." Kataku dengan agak berat hati. Ada perasaan sedih yang muncul; keingat kenangan aku bersama Al sering kali ke warung ini sepulang dari gereja.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Ryan.

"Oh... Enggak... Nggak papa koq... Cuman laper aja." Kataku ngeles.

"Hahaha... Dasar." Kata Ryan.

Setelah memarkin mobil kami pun memasuki warung yang ramai dipenuhi orang; baik yang baru pulang dari gereja seperti kami ataupun orang-orang yang habis berolah raga pagi. Setelah mencari-cari akhirnya dapat juga tempat duduk untuk doa orang di pojokan.

Sambil menunggu pesanan, kami pun ngobrol.

"Uhmm... Aku bawa sesuatu untuk kamu Stu." Kata Ryan.

"Oh ya? Apa..." kataku.

Ryan kemudian mengeluarkan tabletnya.

"Dia ingin kits lihat ini bersama-sama." Katanya sambil memilih sebuah file video.

"Hi Stu; apa kabar?"

Di layar terlihat sosok Al dengan berbagai macam peralatan kesehatan di sekelilingnya. Walaupun kondisi fisiknya terlihat lemah tapi aku masih bisa merasakan keceriaan di suaranya."

"Aku sudah tidak ada di dunia lagi ketika kau melihat video ini." Sejenak Al terdiam setelah mengucapkan kalimat ini.

"Oh crab.... That sounds so cheesy..." katanya menambahkan. Aku tersenyum mendengarnya.

"Oh well... Dari awal kita sudah tahu situasinya dan kita juga sudah tahu kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. I'm sorry you weren't here Stu; I miss you. Tapi disisi lain aku bersyukur; aku tahu kamu pasti bersedih melihat keadaanku dan aku tidak akan tahan melihat wajahmu yang penuh kesedihan."

Another short pause,

"I know you so well Stu; don't denied it."

Seakan-akan Al bisa membaca pikiranku. Aku memang ingin mendampingi dia dalam masa penyembuhannya; dan dia benar; aku tak mungkin bisa menutupi wajah sedihku.

"Aku punya kejutan untukmu Stu." Kata Al melanjutkan

"Kau masih ingat Ryan kan? Teman SMA kamu. Well... Maaf kalau sebelumnya aku belum pernah cerita ke kamu. Dia adalah sepupu jauhku. Dan dia yang banyak menemaniku ketika aku di rawat disini."

"Aku banyak bercerita tentang kita ke Ryan, Stu. Demikian juga sebaliknya; Ryan juga banyak bercerita saat kalian masib SMA. Ternyata... kamu nakal juga yah.." Kata Al sambil tertawa.

"Stu; aku tahu kau sedih; aku tahu kau kehilangan. Aku tahu kau menyayangiku dan demikian juga aku menyayangimu. Tapi hidup bagiku sudah berakhir; dan hidupmu masih terus berjalan."

"Aku minta maaf karena aku tidak bisa menemanimu lagi; tidak bisa menjagamu lagi."

Kembali Al terdiam

"Ryan... Aku nitip Stu yak; tolong temani Stu dan jaga Stu seperti halnya aku menemani dan menjaga Stu selama ini. I love you all..."

Al melambaikan tangannya; dan kemudian mematikan kamera.

"Ini pertama kalinya juga bagiku melihat video ini. Al berpesan video ini hanya boleh dilihat bersama-sama." Kata Ryan perlahan.

Aku tertenduk. Kembali kuputar video tersebut; tak terasa air mataku menetes perlahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar