Sabtu, 29 Desember 2012

Unplanned Vacation II

Rencana awalnya aku akan menginap di rumah Stuart, tapi berhubung kakaknya mendadak mudik sehingga kamar yang sedianya aku tempati sudah dipakai kakak Stuart duluan. Dan hal itu baru Stuart sampaikan ketika kaki makan malam selepas dari stasiun. Yang bikin nggak enak hati waktu Stuart bilang kalau aku sudah dicarikan penginapan dan udah dibayar sama bapaknya Stu (ngerepotin bener deh... >.<)

Esok paginya Stuart menjemputku di penginapan, selesai sarapan bareng Stuart tanya.

"Fin, kamu pengen kemana selama di Bandung?"

"Nggak tau..." kataku sambil tersenyum lebar. Sementara Stuart cuman bengong.

"Uhm... Hari ini aku ada kuliah bentar, kita ke kampusku dulu yak?" Kata Stuart.

"Boleh..." kataku.

"Oh iya, sebelum kita berangkat, aku bawa sesuatu buat kamu." Kataku sambil mengeluarkan bungkusan biru dari tas baju.

"Apaan nih?" Kata Stuart sambil menerima bingkisan tersebut.

"Buka dong..." kataku.

Dan Stuart pun membuka bungkusnya, dan kemudian

"Wow..." Kata Stuart sambil melihat CD Watermark yang aku berikan. Ekspresi yang mungkin sama waktu aku menerima DVD The Video Collection yang dikirim Stuart beberapa waktu yang lalu (minus jinkrak-jingkrak dan muter CDnya seharian :p)

"Aku ingat dulu kamu pernah bilang pengen banget CD ini dan kebetulan kemarin ada temen yang pulang dari Jepang ngasih oleh-oleh CD yang sama. Jadi... Aku rasa CD yang satu harus punya majikan baru." Kataku sambil tersenyum.

"Makasih yak." Kata Stuart.

Kampus Stuart terletak di pinggir kota Bandung. Tempatnya nyaman, tamannya luas dan banyak tempat duduknya. Beda banget sama kampusku dulu. Semakin kerasa bedanya karena kampusku menerima mahasiswa sebanyak mungkin, sementara kampus Stuart membatasi jumlah mahasiswa yang masuk.

Menunggu Stuart selesai kuliah jadi tidak terasa membosankan karena selain tempatnya nyaman, banyak pemandangan pencuci mata (halah) bisa wifian juga dengan speed yang lumayan untuk sekedar cek email dan chat sama temen.

Kurang lebih dua jam menunggu Stuart keluar dari ruang kuliah.

"Kita makan dulu yuk." Kata Stuart.

"Ok..."

Kami pun menuju mobil dan keluar dari kampus.

"Stu... Tadi aku chat sama temenku orang Jakarta. Katanya dia juga mau main ke Bandung. Gak apa-apa klo kita ketemu sama dia?"

"Boleh... Mau ketemu di mana dan jam berapa?" Kata Stuart.

"Tunggu, aku tanya dulu." Aku pun kemudian chat dengan temen lewat HP.

"Jam 7 malem di PVJ gimana?" Kataku.

"OK..." Kata Stuart kalem sambil tetap fokus menyetir.

Gemes deh sama anak ini, kalem banget orangnya :))

"Kalau mau ke PVJ kita kesana sebelum maghrib aja, soalnya pasti macet dan susah nyari parkirnya." Kata Stuart menambahkan.

"OK..." kataku manut aja dah orang aku buta arah disini :))

Sering mendengar berita kalau Bandung waktu weekend itu bikin stress dan nggak nyaman, tapi entah kenapa sekarang bareng Stuart gak kerasa macetnya. Mungkin karena masih siang belum banyak pendatang dari Jakarta dan sekitarnya atau mungkin juga karena Stuart yang pinter nyari jalannya.

Yang aku suka dari kota Bandung adalah masih banyaknya bangunan-bangunan tua yang masih terpelihara dengan baik, belum lagi pohon-pohon rindang yang usianya mungkin sudah ratusan tahun berada di kiri dan kanan jalan. Beda banget dengan kota Solo.

Sebelum ke PVJ kami mampir ke BMC untuk mencicipi keffir dan yogurt. Well... Pertama kalinya aku merasakan yang namanya keffir dan kayaknya nggak mau-mau lagi deh, kecut banget rasanya -,-

Masih sore ketika kami sampai di PVJ. Ternyata yang namanya nge mall itu nggak berasa yah, perasaan baru aja masuk PVJ muter-muter bentar nyobain gadget di apple store (nyobain dulu semoga bisa cepet punya sendiri AMIIN), masuk toko yang ngejual pernak-pernik Jepang. Pengen banget beli payung transparan disana, apa daya payungnya gak bisa dilipat susah bawanya >_<

Lagi asyik-asyiknya nge mall tiba-tiba ada SMS masuk dari si temen yang ngasih tau klo udah masuk kota Bandung.

"Kira-kira berapa lama lagi dia nyampe?" Tanyaku pada Stuart.

"Sebenarnya deket sih, cuman klo Sabtu gini suka macet jadi lama. Kita tunggu di luar aja yak." Jawab Stuart.

Kami pun kemudian keluar, nongkrong di area bermain skate board di halaman PVJ. Jago-jago euy mereka...

Tak berapa lama menunggu, hapeku berbunyi panggilan dari si temen.

"Fin, lu dimana?" Tanya si temen

"Aku di depan main gate Al deket orang-orang yang lagi main skateboard." Jawabku.

"Lu dimananya? Gue juga ada di main gate." Kata dia lagi.

"Aku di anak tangga pas di samping area skateboard pake baju coklat." Kataku

"Aku lambaikan tangaku yak." Kataku menambahkan sambil melambaikan tangan sambil tengok kanan kiri.

Dan kemudian aku melihat seorang cowok berbaju putih yang melambaikan tangan dan berjalan kearah kami.

"Sorry lama nunggu, susah nyari parkirnya." Kata Al sambil terengah-engah.

"Lah? Katanya tadi mau naik bis?" Kataku

"Nggak jadi." Jawab Al pendek

"Howgh... Oh iya kenalin Al ini Stuart, Stuart ini Al." Kataku memperkenalkan mereka berdua. Mereka kemudian berjabat tangan dan berbasa-basi sejenak.

"Fin, gue minta tolong bisa?" Tanya Al sambil agak berbisik.

"Minta tolong apaan?" Tanyaku.

"Temenin gue blind date." Jawab Al dengan pendek.

"HOE????" Kataku dengan nada terkejut.

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger