Senin, 31 Desember 2012

Pertanyaan Fin

Pukul 14:15 seperti biasa anakku Fin sudah pulang sekolah. Setelah berganti pakaian kami kemudian makan siang bersama, membereskan meja dan kemudian Fin ke meja depan untuk belajar sedangkan aku ke daput untuk bersih-besih. Hal ini aku ajarkan kepada anakku sejak kecil.

Selesai bersih-bersih dapur aku pun ke depan untuk menemaninya belajar. Kulihat Fin tengah merenung.

"Kenapa nak? Kecapean? Atau ada tugas yang sulit?" Tanyaku.

"Enggak bunda... Aku cuman kepikiran aja." Kata Fin.

"Kepikiran apa nak?" Tanyaku.

"Temen-temen banyak yang saling naksir, jatuh cinta bahkan ada yang bilang pacaran."

Anakku Fin sekarang berumur 12 tahun dan sekarang tengah bersekolah di SMP.

Aku tersenyum dan kemudian menjawab

"Itu sesuatu yang wajar ketika kalian tertarik dan menyukai orang lain. Ada yang tertarik karena fisiknya misalnya karena cakep, rambutnya bagus, tinggi. Ada juga yang tertarik dengan sesuatu yang non fisik. Karena pintar, enak diajak ngobrol atau hal lainnya."

Terdiam sejenak. Kemudian aku melanjutkan.

"Seumuran kalian belum bisa membedakan rasa suka, kagum, tertarik dengan rasa sayang dan cinta. Orang sering kali menyebutnya cinta monyet, karena seperti monyet yang suka berubah-ubah dan berpindah-pindah.

"Iya bunda... Ada temenku yang kemarin katanya pacaran sama di A hari ini dia bilang udah putus dan sekarang sama si B."

Aku tertawa sambil mengelus kepala Fin.

"Uhmm... Bunda... Kenapa aku belum ada perasaan seperti itu ya? Rasa suka terhadap sesworang?"

"Fin... Rasa itu tumbuh dengan sendirinya, bukan sesuatu yang bisa dipaksakan dan berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Bunda rasa justru itu suatu keuntungan buat kamu. Kamu lebih mengerti dan memahami perasaan kamu ketika kamu nantinya jatuh cinta."

"Oh iya bunda... Ada temenku yang seorang cowok tapi kenapa dia juga suka dengan cowok juga?"

Aku berpikir sejenak.

"Padahal dia tidak kemayu bunda." Kata Fin menambahkan, seakan-akan hal itu yang ada di pikiranku.

Aku tertawa dan kembali membelai rambut anakku.

"Fin... Rasa suka dan sayang itu sifatnya universal tidak terbatas pada lawan jenis saja, bahkan tidak hanya terbatas antar manusia saja tapi antara manusia dengan mahkluk yang lainnya." Kataku menjelaskan.

"Jadi... Itu tidak salah?" Tanya Fin lagi.

"Fin... Tidak ada yang salah dari seseorang yang mengungkapkan perasaannya selama dia sudah memahami perasaan tersebut. Sayangnya seumuran kalian belum bisa membedakan antara rasa kagum, senang, sayang dan cinta. Pahami dulu dirimu, pahami dulu perasaan mu sebelum kamu menyatakannya kepada orang lain nak." Kataku sambil mengusap kepala anakku dan kemudian mengecup keningnya.

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger