Selasa, 29 Januari 2013

Cerita IV Part 2

Secara fisik sebenarnya mas Al bukan type gue. Mas Al orangnya kurus sementara gue lebih suka cowok yang agak2 chubby (suka aja sih ngeliatnya dan kayaknya enak kalau dipeluk :p). Secara umur kita juga beda jauh, dia... well... 40 :">

Tapi gak tau entah kenapa kita gampang akrab dan ketika mas Al ngajak jadian, I'm easily say yes.

~~~

"Lu langsung jawab iya?" Tanya Ryan sewaktu gue bercerita tentang jadian gue sama mas Al

"Hu uh." Jawabku polos

"Saat itu juga?" Tanya Ryan lagi sambil pasang tampang bego.

Aku jawab dengan anggukan kepala.

"Mure deh... Play hard to get dikit napa?" Kata Ryan dengan santai.

Saat itu gue berharap gue punya lesung buat nimpuk dia.

~~~

Entahlah... Mungkin karena euphoria gue "AKHIRNYA GUE PACARAN!!!!" Bodo amat sama siapa.

Mungkin juga karena pesona dari mas Al. Yang gue sendiri gak bisa menjelaskannya.

Atau jangan-jangan gue kena guna-guna dia?

OMG!!!! Si Ryan bakal ngakak puas deh klo pemikiran ini gue kasih tau ke dia.

Well... Dia bukan tipe cowok romantis, but he surely know how to threat someone rightly. Baik sebelum ataupun semasa pacaran. Gak pernah ada obrolan-obrolan romantis. Pangilan sayang kami masing-masing? Well... Gue manggil dia Mas Al dan dia manggil gue "Dek Stu" Gak romantis yak? Oh well... I like it that way.

Acara penembakanpun juga bukan sesuatu yang romantis. Mas Al nembak gue lewat chat WA setelah kita 2 minggu dan (lumayan) sering ngobrol

"Mas gak pengen tahu lebih banyak tentang saya dulu?" Kata gue waktu itu.

"Mas udah tahu apa yang perlu mas ketahui dari dek Stu." Jawab mas Al.

Jawaban cerdas dan gue gak bisa nemu argumen untuk jawaban tersebut.

"Tapi kita baru ketemu sekali mas?" Kataku lagi.

"Emang kalau kita jadian kita tidak bisa bertemu?" Jawab mas Al dengan sebuah pertanyaan.

Dan gue gak bisa jawab.

"Uhmm... Mas Al gak nanya seks role saya?" Hanjrut pertanyaan apa dah.

"Apakah itu sesuatu yang harus ditanyakan?" Jawab mas Al lagi.

MENEKETEHE??? Gue belom pernah pacaran sebelumnya. Kata gue dalam hati.

Gue terdiam, walaupun baru sekali bertemu dan lebih banyak komunikasi lewat chat, tapi gue merasa nyaman. Mas Al cerita cukup banyak tentang dirinya dan gue bisa menerima semua yang ada pada dirinya.

"Uhmm... Jawabnya iya mas." Kata gue pada akhirnya

"Iya apa?" Jawab mas Al

"Iya saya mau jadi pacar mas Al" kataku

"Dek Stu yakin?" Tanya mas Al.

Yaelah... Gue tabok juga lu. (Dalam hati juga) l

"Iya mas."

"Dengan segala apa yang ada pada mas?" Tanya mas Al lagi.

"Iya mas, bukankah tidak ada yang sempurna di dunia ini?" Jawab gue. Hopefully he consider it as  smart answer.

Dan sejak saat itulah gue dan mas Al jadian. Interaksi antar kami lebih banyak lewat chat dan telepon. Jarang bisa ketemu langsung karena kesibukan kerja, dia punya posisi yang cukup penting di perusahaan tempat dia bekerja sementara gue fresh graduate yang  tengah merintis karier di kantor tempat gue bekerja sekarang.

Dengan intensitas ketemuan yang jarang, physical touch yang well... tidak bisa dikategorikan sebagai kontak fisik orang yang tengah berpacaran. Mjngkin benar apa yang dikata Ryan. Gue kering, tapi gue menikmati kebersamaan gue bersama mas Al, apapun itu bentuknya.

After all tidak ada yang sempurna di dunia ini kan?

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger