Senin, 27 Agustus 2012

Cerita Ketiga (I)

Berjalan-jalan sore hari apalagi di bulan, menjadi kebiasaan wajib bagi kami berdua, aku dan putri semata wayangku. Menghabiskan waktu menunggu waktu berbuka sambil mencari makanan untuk berbuka. Terlebih sejak aku berpisah dengan ibu dari anakku.

Cahaya Hati, begitu nama yang aku berikan untuk anakku, tampak sangat berbahagia. Tak henti-hentinya dia menunjuk dan meminta ini dan itu. Ah... Seharusnya aku kasih nama Nobita saja dia, penuh dengan permintaan yang harus dipenuhi. Tengah aku sibuk melayani si kunyil ini, mendadak tanpa sengaja aku melihat seorang lelaki yang keluar dari mobil yang diparkir tak jauh dari tempat kami berdiri.

Ah.... Bertahun-tahun sudah berlalu, namun ternyata ingatan akan wajah ini tak jua hilang. Waktu memang berlalu, namun banyak hal yang tidak bisa diubah oleh waktu. Dan dengan segala aksesoris yang ditambahkan oleh waktu, aku masih tetap ingat jelas wajah tersebut.

Elensar... Seseorang yang sangat berarti bagiku di masa lalu. Seseorang yang telah membuatku belajar banyak hal. Belajar untuk mensyukuri kebahagiaan yang diberikan hidup, serta belajar untuk legowo menerima kepahitan yang diberikan oleh hidup.

Berasa bego karena aku menatapnya lama sekali, dan dia menyadari hal tersebut. Dia melihat kearahku dan rupanya dia mengenaliku karena walaupun dia memakai kacamata tapi terlihat kalau dia terkejut ketika melihatku. Buru-buru dia membuang muka dan menyambut temannya yang keluar dari mobil. Seorang lelaki yang usianya lebih muda dari kami, yang kalau aku tidak salah ingat seorang dokter yang belum lama praktik di RSUD di kota kami. 

Bagaimana kabarmu El? Apa yang membuatmu datang kembali ke kota kita ini? Siapakah cowok itu? Apakah dia kekasih barumu?

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger