Kamis, 23 Agustus 2012

Cerita Kedua - Epilog 1 (Robby)

Aku mulai menyadari sepenuhnya akan "kebengkokanku" ketika aku masuk SMA (telat banget yah?). Walaupun demikian tak banyak yang aku lakukan sehubungan dengan hal itu. Well... Aku googling di internet nyari gambar2 cowok cakep (naked or not naked), menemukan video-video (baik yang bisa di donlot maupun tidak). Membuka akun di beberapa gay network, hanya untuk mengintip member-member situs tersebut #blushing

Tapi di kehidupan nyata, aku hanya berani untuk mengagumi, nge gebet cowok-cowok cakep disekelilingku dan kemudian menjadikannya bahan rumpian dengan temen chat ku yang berasal dari daerah berbeda.
Lulus SMA masuk perguruan tinggi, tidak mengubah apapun. Aku masih saja pemalu dan penakut untuk melakukan sesuatu di kehidupan nyata. Dan untuk mengalihkan perhatianku aku memfokuskan diri pada kegiatan kuliah dan itu cukup berhasil, untukku.

Ketika pertama kali aku bertemu dengan mas El, It was.... Love at the first sight. Oh wait, I don't believe in it. Itu adalah ketertarikan yang mendalam pada pandangan pertama (halah bahasanya). Dan akupun mulai stalking tentang mas El. And yes, dia bukan mas-mas alay yang make nama aneh-aneh di FB jadi mudah bagiku untuk menemukan akun mas El, demikian juga di twitter, but alas... Aku tak menemukan apapun tentang mas El di situs sosial gay. Hmm... Probably he's straight after all, walaupun umurnya sudah hampir 30 dan dia belum punya cewek.

Aku berusaha mengambil hati mas El, setiap tugas yang diberikan kepadaku aku kerjakan dengan sungguh-sungguh, sekecil dan sesederhana apapun itu. Dan begitu diberitahu kalau aku akan mendampingi mas El untuk dinas ke luar kota aku pun juga menyiapkannya dengan sebaik-baiknya, bukan hanya berkas-berkas namun juga informasi tempat-tempat asyik yang sesuai dengan selera mas El, googling sana-sini, buka forum, twitter, anything lah pokoknya.

Dan aku berhasil mengambil hati mas El. Seneng rasanya sore itu jalan-jalan bareng mas El. Rasanya kayak jalan bareng kakak sendiri. Seneng juga ngeliat senyum di wajah mas El waktu aku tunjukkan rumah makan yang menyediakan menu tradisional dengan interior campuran antara modern dan tradisional yang disukai mas El, ataupun ketika aku tunjukkan coffee shop tempat kami beristirahat sejenak setelah belanja oleh-oleh.

Malam itu, entah bagaimana aku bisa memulainya, mencium bibir mas El. Aku lihat mas El terkejut, akupun tak kalah terkejut sebenarnya. Aku menunduk, malu, salah tingkah dan entahlah... berbagai macam perasaan campur aduk saat itu. Dan kemudian mas El memegang daguku, menciumku dengan penuh kelembutan, ku pejamkan mataku, menikmati bibir mas El yang menyentuh bibirku, namun kemudian mas El berhenti menciumku dan berbisik,

"Robby, buka mata kamu."

Pertama kalinya mas El menggunakan kata ganti kamu. Ku buka mataku dan kulihat mata mas El yang tepat di depan mataku. Kembali mas El mencium bibirku dengan penuh kelembutan, sambil matanya menatap tajam ke dalam mataku. dan aku menyerah, aku luluh dihadapan mas El.

Aku pasrah ketika mas El mulai mencumbuku. Perlahan tapi pasti, tanpa perlu terburu-buru. Aku hanya mengikuti arus, mas El yang memegang kendali atas semuanya, malam itu kami bercinta. Kata orang saat pertama akan terasa sakit, tapi aku tak sedikitpun merasa sakit yang ada hanya kenikmatan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Yang aku tahu aku berada di dekapan mas El, dia menciumku, dia mencumbuku dan dia membawaku ke tempat yang belum pernah aku jamah sebelumnya. Aku terjatuh, terjatuh sangat dalam dan aku bahagia.

Dan ketika semuanya usai, mas El merengkuhku dalam pelukannya. Ku letakkan kepalaku di dadanya yang bidang, ku hirup aroma tubuhnya, harum dan menenangkan. Kudengarkan detak jantungnya, lebih indah dari lagu pengantar tidur manapun. Aku tertidur dengan senyum mengembang di wajahku, aku tertidur tanpa bermimpi, karena mimpiku selama ini telah ada di sampingku

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger