Selasa, 28 Agustus 2012

A Hundred Days Without You


The memory of a special time with the one you love and a reflection of the loss of that love. Yet it is reminiscence filled with the tenderness of that love, as much as with the saddness of its loss. It is a celebration of that special time, and a lament that it is over.
(Roma Ryan)

Selami ini, saya mencoba untuk hanya mengingat hal-hal baik yang diberikan hidup kepada saya, sedangkan hal-hal yang tidak baik ataupun tidak menyenangkan saya coba untuk tidak di ingat-ingat. 

Sampai suatu saat... Muncul sebuah pertanyaan dari seorang teman.

"Sudah berapa lama kalian berpisah?"

Sebuah pertanyaan sederhana, dan ketika aku menjawabnya (waktu itu) pun rasanya cukup mudah dan sederhana, setelah memikir dan mengingat-ingat sebentar aku bilang.

"Uhmm... Sekitar 3 bulanan... kurang lebih..."

Jujur saya tidak menghitung dan tidak mau menghitung berapa lama kami sudah terpisah oleh jarak dan waktu. Mungkin saja 3 bulan, atau mungkin juga sudah 100 hari kita berpisah.

Tak terucap kata selamat tinggal ketika kita berpisah, yang ada adalah kalimat "Sampai kita berjumpa lagi." Tak pernah terbayang di benakku apa yang akan terjadi di masa mendatang. Begitu banyak hal yang mungkin bisa terjadi.

Hari ini aku merayakan saat-saat kebersamaan kita dan juga bersedih karena saat-saat tersebut sudah berlalu.

Hari ini, hari dimana aku menyaksikan matahari tenggelam sebanyak 44 kali dan hari ini hari dimana lagu Fallen Embers berkumandang entah keberapa ratus kali.

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger