Jumat, 17 Februari 2012

Our First Kiss(es)


“Mas punya film Asia gak?” SMS dari Neo

Hah? Agak kaget juga koq mendadak nih anak tanya kayak gituan.

“Ada sih beberapa, kenapa emangnya?”

“Neo boleh ngopi tidak? Neo udah nyari kemana-mana, tapi blom dapat yang bagus.”

“Yang aku punya cuman klip doing.”

“Gpp deh, ntar Neo tuker sama koleksi yang bule, mas mau?”

“Boleh… Ntar aku burning ke CD atau gimana?”

“Jangan di burning, computer Neo gak ada CD ROMnya, pake flash aja.”

“OK… Mau barter kapan?”


“Ntar malam gimana? Sambil kita wedangan.”

“OK… sampai ketemu nanti malam.

Jam 7 malam, kami sudah ketemu di wedangan tempat biasa kami nongkrong.

“Ini flashnya udah aku bawa.”

“Neo juga udah bawa, kita tukeran file yuk?”

Hah? Gimana caranya? Gak ada computer ataupun laptop ditempat kita. Seakan-akan membaca pikiranku, Neo bilang

“Kita cari warnet saja mas, ntar kitar tukar file disana.”

Good idea, tapi dimana cari warnet yak? Udah susah sekarang nyari warnet disini, banyak yang sudah tutup. Mikir sambil mengingat-ingat…

“Oh iya, aku tau 1 warnet, tapi agak jauh, gpp kan? Kamu ikut aku”

“OK”

Dengan motor kami masing-masing kami menuju warnet yang memang jaraknya agak jauh dari tempat kami tadi. Masuk ke dalam, ternyata lengang, hanya beberapa bilik saja terisi.
Kami masuk kedalam 1 bilik, di sebelah kanan dan kiri kami terisi, sementara di depan kami semuanya kosong.

“Lihat dulu filmnya ya mas?”

“OK”

Aku browsing isi flashku lewat windows eksplorer

“Neo pengen liat yang ini deh.”

Kami pun asyik melihat film-film yang ada di flashdisk kami, sambil mengomentari adegan film.

“Nah, Neo suka sama yang ini, cakep sih orangnya, gedhe pula.”

Anjrut nih anak ngomongnya banter amat? Pikirku dalam hati. Sementara Neo dengan cueknya berkomentar dengan suara (yang menurutku keras), aku mengomentari dengan berbisik, bahkan terkadang harus mendekat ke telinga Neo agar dia bisa mendengar apa yang aku katakan.

Ketika aku tengah mendekatkan wajahku ke wajah Neo. Tiba-tiba Neo mencium bibirku.
Kaget! Aku menarik kepalaku dan ku lihat mata Neo, aku lihat wajahnya berubah (malu, takut atau kah yang lain?)

Aku masih terdiam dan memandang wajahnya, ketika dia kembali menciumku, dan kali ini aku menyambut ciuman Neo. Kulihat matanya, dan kami berciuman kembali. Entah berapa kali kami berciuman.

“Wew… deg deg an je mas.”

“Deg deg gan kenapa?”

“Takut ketahuan orang.”

“Tadi sebelum kamu cium aku gak kepikiran?”

“Well.. Yang penting kan dilakukan dulu, perkara nantinya gimana, dipikir nanti.” :D

Our first kisses, siapa yang mulai duluan? Siapa yang salah? Siapapun yang memulai. Aku rasa tak ada siapapun yang bisa dipersalahkan.

Aku telah membuka pintuku, dan aku persilahkan dia untuk masuk, tanpa menyadari perasaanku kepada Neo. One memorable moment between us, that’s all that I know, without knowing, thinking or worrying what will happen next.

Sumber gambar: anawkwardpaused

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger