Jumat, 17 Februari 2012

Josh, The X and Me

sumber gambar: taranajmia

Josh sangat menyukai si mas, bisa dikatakan si mas adalah cinta mati dia (at least at that time). Selalu dan selalu kelebihan si mas yang selalu dia ceritakan. Gak ada cacat dan kurangnya lah si ma itu di mata Josh. Saking bosannya aku sampai bilang,

“Josh, dia tuh bukan Tuhan, dia manusia biasa kayak kita, gak se sempurna itu deh.”

Dan dengan berjalannya waktu, mulai deh kelihatan kekurangan-kekurangan si mas.

“Tiap hari aku kirim email ke dia, nyeritain kegiatanku seharian, tapi koq dia g balas ya?”

“Si mas sekarang susah buat dihubungi, di sms g bales, diajak ketemuan gak bisa, katanya sibuk dengan kerjaan, lain waktu sibuk dengan istri dan anak-anaknya.”

Dll, dll.

Tapi emang dasarnya orang lagi jatuh cinta. Teteup aja Josh ngebelain si mas dengan berbagai alas an pula.

“Josh, lu tuh ya deket sama dia, pdkt buat pacaran, bukannya deket sebagai seorang karyawan dengan atasan.”

Entah dapat ide dari mana Josh melakukan penyelidikan mengenai si mas, dia Tanya ke orang-orang yang dekat dengan si mas (gak tau persis metode penyelidikan dia seperti apa). Sampai suatu saat.

“Fin, jangan marah ya, aku mau bilang sesuatu.”

“Bilang apaan? Kenapa aku harus marah.”

“Kemarin aku tanya ke si mas. Sebelumnya mas udah pernah pacaran atau belum, dan dia bilang kalau dia belum pernah pacaran kecuali waktu SMA dulu, sebelum dia menikah.”

Well… memang informasi yang mengangetkan, tapi kenapa juga Josh harus minta maaf? Toh bukan salah dia. Kalau toh si mas gak ngakuin klo aku mantan dia, aku juga gak rugi, walaupun jujur kaget dan agak-agak sakit hati juga sih. Tapi gak yang sakit hati banget-banget lah.

Singkat cerita, dari penyelidikan Josh, dia mengetahui kalau si mas pacaran dengan seorang brondong (yang tidak jelas statusnya sudah pisah atau belum), tambah sakit hati karena si mas beberapa hari sama sekali tidak ada kabar (melalui media apapun), dan kemudian dia menghubungi Josh dengan memberikan alas an (yang menurut Josh) sangat tidak masuk akal. Intinya Josh sudah tidak percaya lagi.

Patah hati dan sakit hati, aku rasa itu yang dirasakan oleh Josh. 

“Fin, butuh waktu buat gue untuk bangkit lagi. Setelah bertahun-tahun putus dari pacar pertama dan satu-satunya gue, baru sekarang gue suka sama seseorang, dan sekarang dia bikin gue sakit hati. Gue gak tahu, kapan gue bisa jatuh cinta lagi.”

Well… aku gak tahu harus bilang apa untuk menghibur Josh. Aku cuman bisa terdiam dan memasang emoticon tersenyum di chat kami, berharap dia tahu kalau aku memahami dan bersimpati terhadap dia.

Dan waktu yang kemudian membuktikan ucapan Josh tadi.

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger