Selasa, 09 April 2013

Stuart's Travel: Trip To Candi Sukuh

Tiket Masuk Candi Sukuh, cuman 3 ribu perak!
"Semoga saja hari ini cerah ya Stu, kita nanti ke candi Sukuh." Kataku pada Stuart pagi Sabtu paginya. 

Candi Sukuh adalah salah satu tempat yang terbersit dalam pikiranku sewaktu Stuart bilang kalau akan datang ke kota Solo. Ada banyak keistimewaan dari Candi yang satu ini yang aku yakin bakal disukai Stuart. Cuman memang ada beberapa kendala untuk menuju ke sana, selain jaraknya yang cukup jauh, jalurnya yang berkelok-kelok bikin berpikir beberapa kali untuk ke sana jika naik motor. Namun Tuhan berbaik hati, hari Sabtu cuaca cerah ceria untuk memulai perjalanan ke candi Sukuh.

Hari Sabtu sebenarnya aku kerja setengah hari, namun berkat rayuan mawut (xixixi) yang aku lancarkan, pukul 10 pagi aku sudah diijinkan pulang. Langsung lah tancap gas ke candi Sukuh.

Dari kota Solo aku sengaja mengambil jalur alternatif menuju candi Sukuh untuk menghindari macet di sekitar UNS, daerah Palur dan kota Karanganyar. Dan ternyata pilihanku tepat, perkiraan awal perjalanan akan memakan waktu selama lebih dari dua jam ternyata tidak terbukti. Pukul 12 kurang kami berdua sudah sampai di candi Sukuh (itupun sudah termasuk mampir ke SPBU dan 2 kali tersesat gegara aku lupa jalannya :p)

Oh iya, candi Sukuh berada di daerah Ngargoyoso (termasuk daerah kabupaten Karanganyar), tepatnya di lereng gunung Lawu. Keluar dari kota Karanganyar naik ke Ngargoyoso pemandangan serta suasana/ udaranya enak dan sejuk pake banget banget banget (saking enak dan sejuknya). 

Sampai disana kami disambut oleh cuaca mendung dan gerimis kecil yang turun perlahan yang tak berapa lama kemudian berubah menjadi hujan deras. Satu hal yang menyenangkan disana adalah tidak terlalu banyak pedagang asongan/ makanan sehingga lingkungannya tidak kumuh, hanya ada seorang penjual sate ayam dan kelinci serta satu orang penjual p*p mie. Dan kami berdua berteduh sambil mencicipi sate ayam dan kelinci yang ternyata enak banget (mungkin karena laper kali yak, jadi berasa enak). Satu hal yang paling aku suka karena kuah kacangnya dituangkan secara generously, nyam... nyam...
Sate Kelinci yang tampilan dan rasa mirip dengan sate ayam

Oh iya, kalau pergi ke daerah lereng Lawu, entah itu Ngargoyoso ataupun Tawangmangu kita akan banyak menemukan banyak warung yang menjual sate, baik sate ayam, kambing, kelinci ataupun... landak. Dan sewaktu aku bilang tentang sate landak kepada Stuart, dia bilang.

"Nggak deh, terima kasih, nggak berminat untuk mencicipi, cukup tahu aja."

Hahahaha....

Kurang lebih 30 menit kami menunggu, akhirnya hujan reda juga. Dan seperti tanpa ada apa-apa, tiba-tiba matahari bersinar dengan cerahnya, awan tebal yang tadi menggantung di langit menghilang entah kemana.


Gerbang Candi Sukuh
Kami akhirnya masuk ke area candi Sukuh, ada beberapa perbedaan dari yang saya ingat sewaktu terakhir kali saya kesana beberapa waktu lalu, taman di halaman candi yang dulunya saya kagumi karena mengingatkan saya dengan taman Jepang, sekarang berubah, beberapa pohon cemara yang patah/ roboh mengurangi keindahan taman.

Yang pertama kali menarik perhatian kita ketika melihat bangunan candi Sukuh adalah bentuk bangunannya yang tidak biasa. Candi Sukuh merupakan candi Hindu, namun bentuknya tidak seperti candi Hindu pada umumnya yang berbentuk kerucut, candi Sukuh berbentuk piramida terpotong, sama seperti piramida suku Maya. Dan bukan hanya itu saja, ornamen-ornamen yang ada di sana (patung dan juga relief) menggambarkan beberapa kebudayaan yang berbeda, ada relief burung phoenix dan rumah khas Cina, ada patung manusia bersayap yang sekilas mirip dengan patung Mesir (sayangnya bagian kepala tidak ada sehingga tidak tahu apakah kepalanya berbentuk kepala orang ataupun kepala burung). 
Bangunan Utama Candi

Tidak ada ruangan di dalam candi. Hanya ada tumpukan batu berbentuk kerucut yang terpotong dengan alur anak tangga terjal menuju keatas. Di bagian atas candi hanya area yang tidak terlalu luas (sekitar 4 x 4 m) dan tak ada hiasan apapun (patung atau yang lainnya). Hanya ada tempat dupa/ kemenyan yang rupanya merupakan pusat ritual di candi tersebut.

Ada kejadian unik sewaktu kami berdua berada di atas atas candi, ketika kami tengah asyik istirahat dan menikmati pemandangan di sekeliling kami, tiba-tiba ada seorang laki-laki ikutan naik disitu. Awalnya aku pikir dia salah satu wisatawan, tapi 5 menit berlalu, laki-laki tersebut terdiam dengan tekun di depan tempat dupa. Pas aku lirik, ternyata dia tengah melakukan ritual.

Wedew... langsung merinding bulu kuduk melihatnya. Kami berdua kemudian turun dan menikmati keindahan candi Sukuh di bagian bawah.

Orang-orang sering menyebut candi Sukuh sebagai candi porno, hanya gara-gara beberapa ornamen disana menampilkan nudisme, beberapa patung telanjang yang menampilkan organ intim yang tergambar jelas dapat kita temui di beberapa sudut candi Sukuh. Padahal sebenarnya banyak makna dan juga pesan yang ingin disampaikan melalui ornamen-ornamen yang ada di candi Sukuh ini (untuk detail mengenai hal ini bisa dibaca wikipedia)


Salah satu ornamen "porno"

Puas melihat-lihat dan bernarsis ria di candi Sukuh, kami pun akhirnya pulang. Perjalanan pulang juga tak kalah membikin jantung deg-degan, gimana enggak? Kalau sewaktu berangkat deg-degan kuat nggak motornya naik di jalanan berkelok-kelok dengan kemiringan hampir 45 derajat, sekarang giliran saya banyak main rem dan doa super kenceng (dalam hati tapi) agar kami selamat sampai bawah (jauh lebih menegangkan daripada naik roller coaster, mana bawa anak orang pulak).

"Asyik yah tempatnya." kataku kepada Stuart dalam perjalanan turun.

"Iyah, tapi berat juga yah menuju kesini." Jawab Stuart.

"Hohoho... Jangan salah, kita dapat banyak foto untuk avatar twitter dan di twitpic, itu priceless lho." Kataku dengan bercanda.

Stuart cuman tertawa kecil, dan kemudian dia berkata:

"Kesini bareng kamu, itu yang priceless Fin."

Dan aku nggak bisa berkata apa-apa mendengarnya.

4 comments:

  1. ada patung manusia bersayap yang sekilas mirip dengan patung Mesir (sayangnya bagian kepala tidak ada sehingga tidak tahu apakah kepalanya berbentuk kepala orang ataupun kepala manusia).

    bukannya kepala orang dan kepala manusia itu sama? he he he...

    btw, touring yang nampak mengasyiknan.jadi pengen coba kesana :)

    BalasHapus
  2. @Farrel Fortunatus
    Xixixi... Salah ketik, harusnya kepala burung atau kepala manusia, matur nuwun untuk koreksinya

    Sok atuh klo main ke Solo, candi Sukuh wajib untuk dikunjungi #PromoWisata :D

    BalasHapus
  3. Lagi rajin wisata sejarah rupanya. Ada salam dari mbaknya

    BalasHapus
  4. @Fei
    Ngganter temen yg lagi main ke Solo nih. Salam balik buat si mbak yak :)

    BalasHapus

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger