Sabtu, 04 Mei 2013

Aku, Kita, dan Mereka (Bagian 1)

Hufth... Ku hempaskan tubuhku ke kursi. Akhirnya kelar juga kerjaan hari ini. Meeting dengan beberapa klien dan setumpuk berkas-berkas yang harus aku selesaikan telah menguras tenaga habis-habisan.

"Pak Min, tolong buatkan saya secangkir kopi susu yak." Kataku kepada pak Min, OB kantor yang tengah melintas di dekat meja kerjaku.

"Jangan manis-manis." kataku menambahkan.

"Oke bos..." Sahut pak Min dari kejauhan.

Sore ini cuaca kota Solo cerah ceria, ku lihat dari jendela kantor matahari yang mulai redup terlihat jelas di sebelah barat sementara lalu lintas di depan kantor mulai ramai dengan orang-orang yang tengah pulang kantor.

Ah... Suka mellow deh klo ngeliat matahari tenggelam. Tengah asyik menikmati matahari tenggelam tiba-tiba ponselku berdering, sebuah panggilan masuk dari Allison.

"Hai Al, apa kabar?" katanya membuka pembicaraan.

"Kabar baik kak, kakak gimana? Masih sibukkah ?" Katanya dengan suara ceria.

"Alhamdulillah sehat, ini lagi istirahat."

Kulihat pak Min meletakkan kopi pesananku diatas meja.

"Makasih pak Min."

"Oke..." jawab pak Min sambil menirukan gerakan sebuah iklan.

Kembali ke telepon.

"Kakak, aku ada kabar untuk kakak." kata Allison.

"Oh ya? Kabar apakah?" Tanyaku sambil menyeruput kopi buatan pak Min.

"Bulan depan aku menikah." Kata Allison.

"Wow... Selamat Al, I'm happy for you." Kataku dengan semangat.

"Dan... Aku harap kakak bersedia hadir di upacara pernikahanku." Kata Allison menambahkan.

Terdiam sejenak. Bulan depan... Aku masih punya banyak cuti tahunan dan sampai saat ini aku juga belum ada rencana untuk bulan depan.

"Gimana kak?" tanya Allison.

"Insya Allah ya Al, kakak belum ada rencana untuk bulan depan, jadi kemungkinan besar kakak bisa datang. Tapi kakak juga harus bilang dulu ke Elensar." Kataku menjelaskan.

"Iya deh... Kakak suami yang sayang isteri, atau takut istri?" Kata Allison dengan nada menggoda disertai dengan ketawa ngikik.

"Tabok ya..." Kataku dengan gemes.

"Becanda kak... Becanda..." Kata Allison dengan sisa-sisa tawa.

"Oh iya Kak, Al udah nyedian tiket pesawat pp untuk kakak..."

"Nggak perlu Al..." kataku menyela.

"Nggak papa koq Kak, aku yang meminta kakak untuk datang kesini yang jauh ini, jadi udah sewajarnya tho?" kata Allison.

Aku cuman terdiam sambil garuk-garuk kepala tak tahu harus berkata apa.

"Yaudah deh..." Kataku akhirnya.

"Al minta di kado apa?" kataku menambahkan.

"Kado mobil ya kak, BMW atau Mercy gitu."

"Jyah... Mana mampu kakak beli mobil itu." kataku.

"Hihihi... Becanda kakak... Kakak udah mau kesini aja udah menjadi kado yang berharga buat Al." Kata Allison dengan riang.

Kembali aku hanya bisa terdiam.

"Hehehe... Yaudah deh, ntar kakak kabarin yak."

"Yaudah kak, gitu dulu yak, have a great day. Salam buat Elensar." kata Allison.

"Have a great day to you too, selamat sekali lagi." Kataku.

Allison menutup telepon.

Another hufth, dapat kabar dari Allison. Beberapa waktu lalu Allison memang pernah cerita kalau lagi dengan dengan seorang wanita yang dijodohkan oleh keluarganya, tapi dia tidak cerita perkembangannya dan aku juga tidak bertanya karena aku menganggap tidak sopan kepo kehidupan orang lain, walaupun dia mantanku sendiri.

Ya, Allison adalah mantan pacarku yang sebentar lagi akan menikah.

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © . Cerita Fin - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger