Our Amulet

"Eh abang, ini bagus." Kata si adek sambil menunjuk couple necklace yang dipajang di toko buku.

"Kita kesini bukan untuk beli kalung lho, tapi mau beli alkitab buat adek."

"Abang... Liat-liat kan gak apa-apa."

"Kita lihat dulu alkitab yang adek cari."

Sore itu kami berdua jalan-jalan ke toko buku, rencana semula untuk membeli alkitab buat menggantikan alkitab si adek yang udah jelek.

Selesai memiliah dan memilih bible yang dikehendaki (yang memakan waktu cukup lama), si adek ternyata masih saja penasaran sama couple necklace nya, karena dia kembali lagi ke counter yang jual kalung. Dilihat dan diamati satu persatu.

"Adek... Kita pulang yuk, udah malam nih."

Kami pun pulang tanpa membeli kalung tersebut. Sampai di rumah...

"Abang, adek masih kepikiran kalung yang tadi."

"Adek pengen beli kalung itu?"

"Iya abang, yang satu buat adek satu buat abang."

"Hmm.... Tapi adek, abang kan gak bisa pake klo pas kerja. Klo beli cincin aja gimana?"

"Gak apa-apa sih, tapi adek pengennya kalung. Oh iya, atau gini aja, kalung buat adek dan cincin buat abang?"

"Boleh... Tapi gak papa nih klo beda?"

"Gak apa-apa dong, kan yang penting maknanya." :D

Anyway, ternyata kalung yang ada di toko buku tersebut tidak tahan karat dan akhirnya kita berdua beli kalung dan cincin di toko lain.